Melirik Peternakan Madu Kelulut Warga Desa Galang
Madu dari lebah tanpa sengat atau yang disebut kelulut mulai naik daun. Itu karena madu ini memiliki khasiat yang tidak kalah dengan madu tawon. Khasiat itu juga membuat madu kelulut memiliki nilai jual tinggi dibandingkan madu tawon.
MADU kelulut memiliki potensi yang besar untuk dikembang. Itu karena aman dalam membudidayakanya meski dekat dengan permukiman. Asalkan tersedia sumber makanan bagi madu kelulut.
Di Kalbar mereka yang membudidayakan madu kelulut belum terlalu ramai. Ada beberapa daerah yang sudah melakukannya. Seperti di Desa Galang, Kabupaten Mempawah.
Satu di antaranya Hasyim Abdurahman. Pria berusia 33 tahun ini sudah satu tahun terakhir beternak madu kelulut. Baginya tidak sulit. Hanya menyediakan log dari kayu hutan yang menjadi sarang madu kelulut.
Kemudian dibuatkan taping sebagai tempat untuk kelulut mengembangbiakan koloninya. Taping ini ditutupkan dengan plastik. Kemudahan lainnya pun, peternak tidak harus menyiapkan pakan setiap hari. “Cukup disiapkan sumber pakan, maka kelulut akan mencari makananya sendiri,” kata Hasyim saat menerima kunjungan Pontianak Post di peternakannya.
Salah satu sumber pakan kelulut adalah air mata pengantin. Tanaman dengan nama latin Antigonon leptopus ini menjadi kesukaan kelulut untuk mendapatkan madu bunganya. Tanaman ini menjadi syarat penting jika ingin beternak kelulut.
Log milik Hasyim tidak terlalu banyak. Hanya sekitar belasan saja. Ia menyiapkan tempat khusus untuk menyimpan log-log tersebut. Di tempatkan berjejer satu sampai lainnya. Berada di dekat hutan membuat kelulut mudah mencari sumber makanan. Jika makanan mudah di dapat maka kelulut lebih rajin menghasilkan madu.
Mengenai masa panen, madu kelulut dapat dipanen kapanpun. Asalkan dalam hitungan satu bulan. Kenapa? Dalam rentang waktu itu madu yang dihasilkan sudah lebih baik.
Memanen pun tidak sulit. Cukup menyedot madu dari satu persatu koloni. Untuk satu log, waktu panennya memakan waktu hingga 15 menit. Hasil yang didapat beragam. “Kadang tidak sampai satu liter kadang sampai bahkan ada yang lebih,” kata dia.
Harga perliternya berkisar antara Rp300-Rp450 ribu. Harga ini memang lebih tinggi dibandingkan madu biasanya. Sejauh ini, Hasyim hanya memasarkan dengan orang-orang sekitar tempat tinggalnya.
Terkecuali ada yang datang dari luar langsung ke peternakan untuk membeli madu kelulut. Biasanya juga membeli dalam jumlah yang tidak begitu banyak. Selain melihat areal peternakan, Pontianak Post juga menikmati madu langsung dari sarangnya. Menggunakan sedotan kecil, untuk merobek koloni dan menyedot madu.
Sempat khawatir, karena menyedot madu langsung dari sarangnya. Kepala pun langsung dikerubungi kelulut. Untungnya ini kelulut yang jinak jadi tidak menyengat.
Rasanya memang berbeda dibandingkan madu biasa. Madu kelulut terasa lebih asam. Juga terasa pedas saat masuk ke tenggorokan. Untuk mengurangi rasa pedas, madu bisa dicampur dengan sirup. Sensasi lain yang dirasakan, dalam beberapa menit kemudian tubuh terasa lebih hangat.
Selain Hasyim ada juga Hakiki yang beternak madu kelulut. Peternakan ini merupakan milik orangtuanya, Ramli. Ada 500 koloni yang dikelola pria berusia 20 tahun ini.
Ratusan koloni itu dibuatkan rumah panjang beratapkan daun. ada tiga bangunan yang disiapkan untuk menyimpan log atau rumah bagi kelulut. Di sekelilinginya ditumbuhi semak-semak dan pohon.
Bagian depan tumbuh lebat air mata pengantin. Ini merupakan sumber pakan kesukaan kelulut. Hakiki menuturkan tidak setiap hari ia memanen madu kelulut. Alat pemanennya dari penyedot debu yang dimodifikasi. Ini dilakukan karena alat khusus untuk memanenya dijual dengan harga yang mahal.
Madu kelulut dipanen saat ada pesanan. Biasanya pembeli datang langsung membeli madu dalam jumlah yang tidak sedikit. Mereka yang membeli ini adalah pengecer yang akan menjual lagi madu tersebut.
Menurut Hakiki kelulut akan menghasilkan madu lebih banyak dimusim yang curah hujanya sedikit. Pada musim itu kelulut lebih rajin mencari makan guna menghasilkan madu. “Sama seperti manusia. Jika di musim hujan maka malas keluar rumah. Begitu juga kelulut saat musim panas, hewan ini rajin mencari madu,” kata dia.
Menurutnya dalam kondisi itu madu yang dihasilkan pun lebih banyak. Misalnya untuk 30 batang saja bisa menghasilkan belasan liter madu. Madu ini dijual di berbagai daerah. Pontianak, Mempawah bahkan hingga ke Bekasi.
Sumber: http://www.pontianakpost.co.id/melirik-peternakan-madu-kelulut-warga-desa-galang
Comments
Post a Comment